Kecerdasan buatan adalah teknologi yang membuat pekerjaan lebih cepat dan efisien. Maka tak heran sudah banyak sektor yang memanfaatkan teknologi ini, seperti manajemen konstruksi. Lalu, apa saja manfaat kecerdasan buatan dalam manajemen konstruksi maupun kecerdasan buatan dalam sistem tenaga?
Manfaat Kecerdasan Buatan dalam Manajemen Konstruksi
Kecerdasan buatan (AI) pada manajemen konstruksi bisa membantu proses pengaturan dan pengelolaan bangunan dengan lebih efektif dan efisien. Hasilnya, tujuan pembangunan pun bisa terwujud, serta meningkatkan keuntungan dari segi kualitas, waktu, dan biaya.
Adapun manfaat AI dalam manajemen konstruksi adalah sebagai berikut:
1. Mencegah Over Budget
Proses pengaturan dan pengelolaan dalam konstruksi juga berlaku untuk budget atau anggaran. Anggaran biasanya sudah diatur sedemikian rupa agar tidak melebihi batas oleh tim manajemen. Sayangnya, kadang kala masih saja over budget.
Bila pada bidang konstruksi terjadi over budget bisa membuat pembengkakan biaya yang membuat proses pembangunan tidak berjalan sesuai rencana. Lebih buruknya lagi, pembangunan akan terbengkalai begitu saja.
Tentu saja, jika hal tersebut terjadi semua pekerja, tim manajemen konstruksi, maupun investor akan rugi. Pasalnya, mereka telah membuang waktu, tenaga dan biaya tanpa ada hasil yang diperoleh.
Namun, dengan penggunaan kecerdasan buatan ini, anggaran tidak akan membengkak. Pasalnya, jaringan syaraf tiruan pada AI mampu memprediksi adanya biaya yang membengkak dari ukuran proyek, jenis kontrak serta kompetensi manajer proyek.
Selanjutnya, kecerdasan buatan mampu meningkatkan kemampuan serta keterampilan para staff. Meningkatnya keterampilan para staff tentu akan meningkatkan produktivitas. Hasilnya, proses pengerjaannya pun bisa berjalan lebih cepat.
Ini artinya dalam manajemen konstruksi tidak perlu ada penambahan sumber daya baru. Perusahaan pun bisa menekan biaya konstruksi itu sendiri. Sebab, tidak butuh biaya untuk proses rekrutmen dan gaji untuk sumber daya baru.
2. Membuat Desain Bangunan yang Lebih Baik
Kecerdasan buatan memang telah masuk dalam bidang manajemen konstruksi. Di mana kecerdasan buatan atau AI ini tentu menjadi peluang yang baik. Hal ini karena kecerdasan buatan mampu membantu pekerjaan arsitek lebih baik karena kecerdasan buatan bekerja tanpa eror.
Kegunaan kecerdasan buatan dalam bidang manajemen konstruksi adalah membantu arsitek untuk proses perencanaan bangunan, salah satunya adalah membuat desain bangunan. Di sini, kecerdasan buatan tentunya tidak bekerja sendiri.
Kecerdasan buatan dalam manajemen konstruksi bisa digabungkan dengan BIM (Building Information Modeling) membantu arsitek untuk membuat desain bangunan dalam bentuk 3D. Hasilnya, arsitek mampu mengatur desain dan tata letak bangunan dengan ideal.
Meskipun peranan yang penting dalam manajemen konstruksi, khususnya perencanaan desain arsitektur, kecerdasan buatan tidak akan pernah menggantikan peran arsitek. Justru kecerdasan buatan hanya seperti asisten saja.
3. Kecerdasan Buatan Membantu Perencanaan Proyek Konstruksi
Masih dalam tahap perencanaan, sebuah perusahaan konstruksi akan memanfaatkan robot berteknologi AI untuk memindai lokasi. Robot tersebut akan memindah lokasi secara otomatis dalam bentuk 3D. Dimana itu semua merupakan pengembangan dari kecerdasan buatan di layanan IT
Selanjutnya, dari data yang diperoleh dimasukkan ke dalam deep neural networks. Hasilnya, tim manajemen bisa mengetahui apakah ada hal-hal yang membuat semua yang telah mereka rencanakan sesuai jalur atau tidak. Misal, hal tersebut keluar dari jalur yang telah mereka tentukan, tim manajemen akan menangani penyebabnya dengan segera.
4. Meningkatkan Produktivitas
Pada bidang kontruksi sudah tersedia mesin konstruksi canggih bisa membantu proses pembangunan. Beberapa mesin canggih yang biasanya digunakan pada bidang konstruksi adalah mesin untuk penuangan semen, buldoser otomatis untuk membantu pekerja dalam menyiapkan lokasi pembangunan.
Dari penjelasan di atas, tentu saja membuat pekerjaan menjadi lebih cepat dan efisien. Hasilnyam produktivitas pun akan semakin meningkat.
Akan tetapi, mesin canggih berbasis kecerdasan buatan tersebut tidak akan mengurangi sumber daya. Pasalnya, semua alat canggih tersebut bisa berjalan karena adanya pekerja sebagai progammernya.
Lalu, bagaimana nasib pekerja yang pekerjaannya diambik alih oleh mesin canggih tersebut? Dengan kondisi tersebut, tentu akan ada pengurangan sumber daya. Sebaliknya, jika manajer konstruksi, ada pengalihan pekerja ke sektor konstruksi lain yang lebih membutuhkan.
Berikutnya, AI juga bisa terpasang pada kamera canggih agar manajer proyek bisa mengawasi pekerjaan, mengenali wajah pekerja, sekaligus menilai produtivitas kerjanya secara real time.
Jadi, dengan hasil real time, tidak ada pekerja yang bekerja sesuka hati karena adanya pengawasan yang canggih dan ketat. Jika ada pekerjaan yang menyimpang pun, sang manajer langsung menilai jika pekerja tersebut tidak mematuhi prosedur yang ada.
5. Meningkatkan Keselamatan Kerja
Selanjutnya, dalam manajemen konstruksi, penggunaan AI bisa meningkatkan keselamatan kerja pada proses pembangunan. Hal ini karena sudah tersedia produk teknologi yang terintregrasi dengan kecerdasan buatan. Kedua produk tersebut adalah Intelligence Gate dan QSHE.
Sesuai dengan namanya, Intelligence Gate adalah gerbang cerdas yang memiliki fungsi untuk melakukan skrining kepada pekerja. Di mana teknologi ini bisa mengetahui apakah pekerja sudah memakai peralatan keselamatan sesuai ketentuan yang berlaku atau tidak.
Bila dalam proses skrining, pekerja sudah menggunakan peralatan keselamatan, maka pekerja tersebut bisa masuk ke dalam lokasi kerja. Di sisi lain, pekerja yang tidak lolos skrining, maka dilarang masuk, dan harus memakai peralatan safety terlebih dahulu.
Berikutnya, teknologi QSHE berfungsi untuk meninjau Quality, Safety, Health, and Environment (QSHE) di lokasi kerja. Teknologi yang satu ini sudah terintegarsi dengan kamera.
Untuk itu, teknologi ini mampu mengenali dan mendeteksi APD atau alat pelindung diri para pekerja. APD tersebut biasanya berupa helm proyek serta rompi.
Kesimpulannya, kedua teknologi tersebut merupakan salah satu prioritas pencegahan risiko, khususnya keselamatan kerja. Pekerja dan tim manajemen pun bisa lebih fokus pada pekerjaan, agar pekerjaan selesai sesuai waktu yang telah ditentukan.
Kedua teknologi tersebut, bisa mengurangi kecelakaan di lokasi kerja. Seperti yang Anda ketahui sendiri, jika pekerjaan konstruksi adalah pekerjaan yang tak terlepas dari risiko kecelakaan di lokasi kerja.
6. Kecerdasan Buatan Atasi Kurangnya Tenaga Kerja
Siapa bilang teknologi kecerdasan buatan hanya bisa mengurangi tenaga kerja? Kecerdasan buatan dalam bidang konstruksi justru bisa untuk mengatasi masalah kurangnya tenaga kerja.
Dalam hal ini, tim manajemen bisa manfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk melakukan rencana distribusi tenaga kerja. Bukan hanya tenaga kerja, AI juga bisa untuk perencanaan atas distribusi mesin dengan lebih baik.
Namun, di sini, perlu adanya robot yang tentunya sudah berteknologi kecerdasan buatan. Di mana robot tersebut akan bekerja untuk memindai sekaligus mengevaluasi lokasi kerja serta produktivitas kerja.
Dengan hal tersebut, seorang manajer proyek atau tim manajemen konstruksi bisa melihat lokasi kerja mana yang sudah memiliki pekerja, peralatan yang cukup yang bisa menyelesaikan proyek sesuai rencana.
Di samping itu, manajer proyek juga bisa mengetahui lokasi mana yang kekurangan alat dan tenaga kerja yang bisa menghambat proses pembangunan. Jadi, masalah ini bisa manajer atasi dengan cepat dan tepat.
Demikianlah penerapan kecerdasan buatan dalam manjemen konstruksi. Dari manfaat kecerdasan buatan dalam bidang konstruksi yang sudah articlevoid ulas di atas, ternyata AI tidak akan pernah menggantikan posisi manusia, tetapi AI membantu manajemen konstruksi bisa berjalan dengan baik.